Jumat, 16 Juli 2010

Metode Pembelajaran Discovery

Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan, aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip.

Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Metode pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.

Tiga ciri utama belajar menemukan yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.

Blake et al. membahas tentang filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).

Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:

1. identifikasi kebutuhan siswa;
2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; (4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan nyata.

Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan orang lain.

Beberapa keunggulan metode penemuan juga diungkapkan oleh Suherman, dkk (2001: 179) sebagai berikut:

1. siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir;
2. siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat;
3. menemukan sendiri menimbulkan rasa puas. Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat;
4. siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks;
5. metode ini melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

Selain memiliki beberapa keuntungan, metode discovery (penemuan) juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya membutuhkan waktu belajar yang lebih lama dibandingkan dengan belajar menerima. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan dengan memberikan informasi secara singkat.

SUKU BANGSA DAN BUDAYA

Indonesia kaya akan suku bangsa dan budaya. Indonesia memiliki 33 provinsi. Setiap provinsi memiliki suku bangsa serta budaya yang berbeda. Perbedaan budaya membuat Indonesia menjadi negara yang menarik di dunia. Keragaman budaya memiliki kekhasan. Selain itu, Keragaman budaya dapat menarik wisatawan luar negeri.
Oleh karena itu, kita wajib melestarikannya. Untuk mengetahui keragaman suku bangsa dan budaya Indonesia, mari kita pelajari materi berikut ini.

A. Bhinneka Tunggal Ika

1. Makna Bhinneka Tunggal Ika

Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Pulau-pulaunya didiami oleh Keanekaragaman suku bangsa tidak menyebabkan perpecahan. Akan tetapi, semakin memperkokoh dan memperkuat bangsa kita. Hal ini tercermin dalam semboyan negara kita. Kamu tentu pernah ataupun sering mendengar kata ”Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya walaupun berbeda-beda suku, adat, budaya dan bahasa daerahnya, tetapi tetap satu yaitu bangsa Indonesia. Bhinneka Tungal Ika diambil dari buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Seorang pujangga pada masa pemerintahan Majapahit. Kalimat selengkapnya adalah “Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa”. Artinya, walaupun berbeda tetapi tetap satu jua adanya karena tidak ada agama yang tujuannya berbeda. Kerukunan hidup bangsa tercipta dan berkembang sejak dahulu.

2. Persatuan dan Kesatuan
Bagaimana bunyi sila ketiga dari Pancasila? Sila ketiga dari Pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia.” Sila ketiga dilambangkan dengan “Pohon Beringin”. Perhatikan syair lagu berikut ini.

Satu Nusa Satu Bangsa
Ciptaan: L. Manik
Satu nusa satu bangsa satu bahasa kita
Tanah air pasti jaya untuk slama-lamanya
Indonesia pusaka
Indonesia tercinta
Nusa bangsa dan bahasa kita bela bersama.

Keragaman suku bangsa dan budaya merupakan kekuatan. Hal ini tidak terpisahkan dalam kehidupan bernegara. Sejarah telah membuktikan persatuan dan kesatuan bangsa, ternyata dapat mengusir penjajah. Ketika bangsa Indonesia mengalami kegagalan. Dikarenakan kita belum bersatu. Pada saat itu kita masih bercerai-berai. Keadaan tersebut menyebabkan perjuangan mudah untuk dipatahkan.

B. Ragam Suku Bangsa dan Budaya

1. Suku Bangsa

Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa. Berbagai suku bangsa mendiami pulau seluruh Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri atas lima pulau besar. Pulau tersebut adalah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Setiap atu pulau didiami lebih dari satu suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki kehidupan beragam. Mulai dari yang masih primitif hingga modern. Penyebab perbedaan kehidupan tersebut dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Setiap suku bangsa memiliki bentuk dan keragaman adat istiadat. Beberapa suku bangsa Indonesia yang perlu kamu ketahui adalah:

a. Suku Bangsa Jawa
Suku Jawa tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, aslinya mereka menempati wilayah Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Jawa. Masyarakatnya hidup bertani. Keterampilan khas yang mereka miliki, yaitu membatik, menganyam, dan memahat. Masyarakat Jawa memiliki budi bahasa yang halus. Mereka adalah pekerja keras dan hormat kepada tradisi leluhur.

b. Suku Bangsa Sunda
Suku Sunda kita temui di Jawa Barat dan sekitarnya. Mereka menggunakan bahasa Sunda. Bahasa Sunda hampir sama dengan bahasa Jawa. Suku Sunda memiliki karya sastra yang terkenal. Di antaranya adalah cerita pantun, cerita tentang kepahlawanan di Sunda. Masyarakat Sunda umumnya bekerja sebagai petani. Selain itu juga berkebun. Hasil perkebunan yang banyak dihasilkan, yaitu teh dan sayur mayur.

c. Suku Bangsa Batak
Suku bangsa ini menempati wilayah Sumatra Utara. Suku bangsa Batak terdiri atas berbagai kelompok. Di antaranya Batak Karo, Mandailing, Toba, Angkola, dan Simalungun. Masyarakat Batak hidup bertani dan beternak.

d. Suku Bangsa Dayak
Suku bangsa Dayak menempati wilayah Kalimantan Tengah. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Dayak dan bahasa Nguju. Masyarakat Dayak hidup bertani, berburu ke hutan, dan menangkap ikan. Selain itu, para ibu-ibu di rumah mengerjakan anyaman rotan. Meskipun kita dibedakan oleh suku bangsa. Namun, persatuan dan kesatuan harus tetap dijunjung. Hal ini karena kita satu bangsa, yaitu bangsa Indonesia. Untuk mengetahui berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia, perhatikan tabel berikut ini.

Suku Bangsa di Indonesia Berdasarkan Provinsi

No Nama Provinsi Nama Suku Bangsa
1 Nanggroe Aceh Darussalam Aceh, Gayo, Tamiang, Alas, dan Simeulue
2 Sumatra Utara BatakToba,Batak Karo,Batak Mandailing,Nias,danSimalungun
3 Sumatra Barat Minangkabau, Tanjung Koto, Panyalai, dan Mentawai
4 Riau Sakai, Hutan, Melayu, Bunai, Kubu, dan Akit
5 Jambi Kerinci, Melayu, Penghulu, Batin, Kubu
6 Bengkulu Enggano, Rejang Lebong, Gumai, Kur, dan Serawi
7 Sumatra Selatan Komering, Palembang, Sameda, Ranau, dan Ogan
8 Bangka Belitung Bangka, Belitung, dan Mendanau
9 Lampung Rawas, Melayu, Semendo, Pubian, dan Abung
10 Banten Badui
11 Jawa Barat Sunda
12 DKI Jakarta Betawi
13 Jawa Tengah Jawa, Samin, dan Karimun
14 DI Yogyakarta Jawa
15 Jawa Timur Madura, Jawa, Osing, dan Tengger
16 Kalimantan Barat Dayak, Ngaju, Murut, Puanan, dan Apokayan
17 Kalimantan Timur Bulungan, Tidung, Abai, dan Kayan
18 Kalimantan Selatan Banjar Hulu, dan Banjar Kuala
19 Kalimantan Tengah Ngaju, Lawang, Dusun, dan Bukupai
20 Sulawesi Utara Sangir Talaud, Minahasa, dan Bantik
21 Gorontalo Gorontalo
22 Sulawesi Tengah Mori, Banggai, Kuwali, Kaali, dan Balatar
23 Sulawesi Tenggara Muna, Buton, Wolia, dan Balatar
24 Sulawesi Selatan Bone, Bugis, Toraja, Makasar, dan Selayar
25 Bali Bali
26 NTB Sasak, Bima, Dongo, Sumbawa, dan Dompu
27 NTT Flores, Sumba, Sabu, Rote, dan Timor
28 Maluku Ambon, Ali Furu, Faru, Aru, dan Togite
29 Maluku Utara Obi, dan Ternate
30 Papua Dani,Asmat,Sentani,Mooi,Kaure Dera,Manen,Morwap,danMolof


2. Budaya Setempat
Keragaman suku bangsa menghasilkan budaya yang beragam. Bentuk keragaman itu berupa pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, lagu daerah, alat musik daerah, adat istiadat setempat/upacara adat, serta makanan khas daerah.

a. Pakaian Adat
Pakaian adat dipakai pada acara khusus. Salah satunya berupa pesta perkawinan, upacara adat, dan sebagainya.
Beberapa contoh pakaian adat dari provinsi di Indonesia, yaitu
1) Jawa Tengah : • Tutup kepala pria blangkon
• Baju wanita kebaya
• Baju pria beskap.
2) Sumatra Barat : Baju teluk belango dan saluak.
3) Riau : Baju destar.
4) Kalimantan Selatan : Baju rompi dan destar.


Suku Mandailing mendiami Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Mereka secara turun temurun tinggal di sana. Masyarakat Mandailing adalah masyarakat agraris. Mereka mengolah sawah dan mengerjakan kebun karet, kopi, kulit, manis, dan sebagainya. Suku bangsa ini terdiri atas banyak marga atau kelompok kerabat. Marga yang terbesar adalah marga Lubis dan Nasution.

b. Rumah Adat
Setiap suku bangsa memiliki rumah adat. Bentuknya bermacam-macam. Memiliki nilai artistik yang beraneka ragam. Atapnya bentuknya beragam. Ada yang berbentuk limas, kerucut, dan sebagainya.

c. Tarian dan Lagu
Tiap-tiap daerah mempunyai tarian daerah. Tarian mencerminkan ciri khas daerah tersebut. Tarian daerah dipentaskan pada waktu upacara adat dan menyambut tamu kehormatan. Selain itu, untuk menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Selain tarian, ada pula lagu daerah. Lagu daerah bagian dari kesenian daerah. Masing- masing daerah memiliki lagu daerah. Lagu tersebut biasanya menunjukkan ciri khas daerah. Selain itu, juga memiliki alat musik daerah.

d. Alat Musik Tradisional
Alat musik tradisional sangat beragam. Alat musik berguna mengiringi lagu dan tarian. Selain itu, alat musik juga untuk menghibur.
Nama Alat Musik Tradisional di Indonesia

3. Menghargai Keragaman
Budaya daerah merupakan akar budaya nasional. Menghargai keragaman budaya akan memperkokoh persatuan dan kesatuan. Persatuan dan kesatuan merupakan kekuatan bangsa. Kekuatan itu untuk menuju ke arah kemajuan.
Perbedaan masing-masing daerah wajib kita hargai. Baik dalam kehidupan di lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat.
Cara menghargai keragaman di antaranya adalah
a. Senang belajar budaya daerah lain.
b. Gemar melihat pertunjukan atau pentas budaya daerah.
c. Tidak menganggap rendah budaya daerah lain.
d. Menghindari sikap kedaerahan.
e. Menghormati budaya daerah secara positif.
f. Tidak merendahkan budaya daerah lain.

C. Melestarikan Budaya Bangsa

Kehidupan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional. Untuk itu kita wajib melestarikan budaya. Hal ini berguna agar budaya tetap lestari.
Melestarikan budaya daerah dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Pendidikan tentang budaya daerah.
2. Dilaksanakan lomba budaya daerah.
3. Diadakan pentas seni daerah.
4. Mendukung upaya pengembangan budaya daerah.

MENELADANI KEPAHLAWANAN DAN PATRIOTISME TOKOH

A. Meneladani Tokoh

Mari kita membaca biodata tokoh berikut. Tokoh berikut adalah RA. Kartini dan KH.

Dewantara. Tokoh-tokoh berikut memberi teladan baik untuk kita tiru.

1. RA. Kartini

Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah. Pada tanggal 21 April 1879. Raden Ajeng Kartini adalah tokoh emansipasi wanita. Cita-citanya ingin mengangkat derajat wanita Indonesia. Agar wanita Indonesia mempunyai hak sama seperti kaum pria.

Kartini ingin melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Akan tetapi, tidak mendapat restu dari orang tuanya. Hobinya membaca buku. Buku yang dibaca adalah buku tentang wanita.

Pada tahun 1903, Kartini membuka sekolah gadis di Jepara. Pada tahun 1913, Kartini mendirikan sekolah rendah. Sekolah itu bernama Sekolah Kartini. Sekolah itu untuk anak-anak perempuan.

Surat-surat ditulis Kartini dari tahun 1899–1904. Selanjutnya, dikumpulkan dan diterbitkan oleh Mr. Jaeques Henry Abendanon. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1911. Kumpulan surat-surat itu berjudul Van Duisternis tot licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Bukunya diterjemahkan oleh Armyn Pane. Selain itu, diterjemahkan pula ke dalam bahasa Sunda oleh Sacadibrata. Pada tanggal 17 September 1904 Kartini meninggal dunia. Saat itu Kartini berusia 25 tahun. Jasanya yang begitu besar maka setiap tanggal 21 April kita peringati sebagai Hari Kartini.

2. KH. Dewantara

Semasa kecil Ki Hajar Dewantara bernama R.M. Suwardi Suryaningrat. Lahir di Yogyakarta tanggal 2 Mei 1889. Ia amat gemar membaca dan menulis. Buku karangannya berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda”. Isinya berupa sindiran dan kecaman pedas kepada Belanda. Setelah Belanda mengetahui, Ki Hajar Dewantara diasingkan ke negeri Belanda. Kesempatan ini dimanfaatkan Ki Hajar Dewantara untuk belajar.

Setelah kembali ia mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan. Kepada anak didik ditanamkan rasa kebangsaan. Hal ini berguna agar mereka mencintai bangsa dan Tanah Air.

Ki Hajar Dewantara bersama dengan Ir. Sukarno, Drs. Moh Hatta, dan KH. Mas Mansur membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Setelah Indonesia merdeka, Ki Hajar Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan.

Ki Hajar Dewantara wafat pada tanggal 28 April 1959 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara berjuang tanpa pamrih. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh berjasa dalam pendidikan.

B. Sikap Kepahlawanan

1. Kepahlawanan

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebelumnya, Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang. Pada zaman penjajahan kehidupan penuh dengan penderitaan. Hal ini karena semuanya telah diatur dan ditentukan oleh penjajah. Setelah merdeka, kita dapat hidup bebas. Tiada lagi aturan dan penindasan yang dilakukan penjajah.

Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui kerja keras, perjuangan dan pengorbanan pahlawan kita. Perjuangan pahlawan mendapat ridho dari Tuhan Yang Mahaesa. Hal itu terbukti dari kemerdekaan yang telah diraih. Sikap kepahlawanan yang wajib kita teladani. Seperti rela berkorban, semangat, tak kenal menyerah, jujur, rajin, terampil, membela kebenaran dan tanpa pamrih.

Oleh karena itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain adanya kemerdekaan berkat jasa pahlawan. Caranya dengan mempertahankan kemerdekaan yang

telah diraih. Kita wajib mengisi kemerdekaan yaitu dengan kegiatan yang baik dan berguna. Sebagai contoh, belajar dengan rajin dan tekun. Kelak kamu menjadi generasi penerus bangsa. Penerus bangsa cerdas, terampil, dan berbudi pekerti luhur.

2. Patriotisme

Patriotisme adalah rasa kecintaan dan kesetiaan pada tanah air. Selain itu, juga bersedia mengorbankan segalanya. Sikap itulah yang pernah dimiliki oleh para pahlawan.

Meskipun telah merdeka, tetapi sikap dan semangat harus ada. Untuk mengisi kemerdekaan diperlukan rasa cinta tanah air. Apabila semangat belajar tinggi maka akan memperoleh prestasi yang tinggi. Dengan demikian, cita-cita dapat tercapai.

Jiwa patriot mengandung sikap pantang menyerah, rela berkorban, dan tidak putus asa. Sikap patriotisme tidak hanya pada waktu perang, namun dalam kehidupan sehari-hari.

C. Jasa Pahlawan

Pahlawan tidak selalu memanggul senjata di medan perang. Akan tetapi, berjuang pula

melawan kebodohan dan keterbelakangan. Banyak sikap dan perilaku pahlawan yang wajib kita teladani. Berkat perjuangan para pahlawan kemerdekaan.

Sikap-sikap dalam mengisi kemerdekaan adalah sebagai berikut.

a. Selalu membela yang benar.

b. Bekerja sama mewujudkan rasa gotong royong.

c. Giat belajar untuk mencapai cita-cita.

d. Suka menolong dengan ikhlas.

e. Tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan.

f. Tidak malu bertanya jika menemui kesulitan.

g. Mau menerima saran orang lain dengan senang.

Contoh cara menghargai jasa para pahlawan antara lain sebagai berikut.

a. Berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP).

b. Pada waktu upacara mengikuti dengan khidmat.

c. Ikut mendoakan arwah para pahlawan.

d. Melanjutkan perjuangan sesuai keadaan sekarang.

e. Turut menjaga bentuk peninggalan sejarahnya.

f. Hidup rukun dan bersatu.

g. Menaati tata tertib dan aturan yang berlaku.